Plastik menjadi salah satu jenis sampah yang paling umum ditemukan di seluruh dunia. Tidak hanya sulit terurai oleh alam, tetapi juga memiliki dampak yang serius pada lingkungan dan mahluk hidup. Jenis-jenis plastik yang biasa ditemukan yaitu, PE (Polietilen) untuk kemasan makanan dan minuman serta alat-alat rumah tangga, PP (Polipropilen) untuk kemasan produk farmasi dan produk kecantikan, dan PVC (Polivinil Klorida) untuk produk makanan, minuman dan farmasi, dan masih banyak jenis-jenis plastik lainnya. Penggunaan plastik yang masif tentunya berdampak negatif untuk lingkungan dan manusia dan salah satu masalah terbesar yang diakibatkan oleh kemasan plastik adalah mikroplastik.
Mikroplastik adalah fragmen kecil plastik yang sangat sulit terurai oleh lingkungan. Ukuran mikroplastik biasanya kurang dari 5 milimeter, sehingga tidak terlihat dengan mata telanjang. Mikroplastik terbentuk dari penguraian bahan plastik yang lebih besar, seperti kantong plastik, botol air mineral, kemasan makanan, dan barang-barang plastik lainnya. Mikroplastik juga dapat terbentuk dari produk kecantikan dan perawatan pribadi yang mengandung bahan plastik seperti bead atau partikel. Ketika sampah plastik dibuang ke laut atau sungai, ombak dan arus dapat mengikis dan memecah kemasan plastik menjadi fragmen kecil yang kemudian membentuk mikroplastik. Studi ilmiah yang dilakukan oleh Eerkes-Medrano et al. (2015) menemukan bahwa sekitar 35% sampah plastik di lingkungan laut berupa mikroplastik.
Dampak mikroplastik pada lingkungan dan kesehatan manusia sangat serius. Mikroplastik yang terbawa oleh arus laut dapat masuk ke dalam rantai makanan laut dan sangat berpotensi sampai ke manusia. Selain itu, mikroplastik juga dapat terhirup oleh manusia melalui udara dan dapat masuk ke paru-paru dan saluran pernapasan.
Studi ilmiah yang dilakukan oleh Dris et al. (2016) menemukan bahwa mikroplastik dapat terhirup oleh manusia melalui udara, terutama di daerah perkotaan yang padat. Sebuah studi tahun 2019 yang dipublikasikan di jurnal Environmental Science and Technology Letters menunjukkan bahwa mikroplastik yang terbawa oleh udara dapat menempel pada saluran pernapasan manusia dan menyebabkan peradangan. Hal ini dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif dari mikroplastik adalah mengganti penggunaan kemasan plastik dengan kemasan kertas yang ramah lingkungan.
Berbicara tentang penggunaan kemasan kertas yang ramah lingkungan, Asia Pulp and Paper dibawah naungan Sinarmas Group memproduksi kertas ramah lingkungan yang berstandar food grade yaitu Foopak Bio Natura. Foopak Bio Natura merupakan produk kertas yang bisa dijadikan wadah untuk konsumsi makanan dan minuman dingin maupun panas. Produk ini sangat ramah lingkungan dikarenakan produk ini recycleable, compostable, free plastic, dan di-repulp tanpa tambahan bahan kimia apapun.
Produk ini juga sudah tersertifikasi food grade yaitu sertifikasi FDA (Food Drugs Administration), ISEGA dan sudah disertifikasi Halal oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) sehingga aman untuk digunakan sebagai wadah makanan dan minuman. Produk ini sangat layak untuk kemasan makanan ramah lingkungan.
Mikroplastik jika dibiarkan akan menjadi ancaman umat manusia, sebaik mungkin kita harus melakukan pencegahan dini. Mari kita ingat-ingat kembali, sudah berapa banyak plastik yang kita gunakan hari ini? Bulan ini? Tahun ini? Mulai kebiasaan baik untuk mengurangi penggunaan plastik dengan Foopak Bio Natura , demi kebaikan kita dan lingkungan, baik di masa sekarang dan juga masa depan.