Tahukah Anda bahwa satu pohon dewasa dapat menyerap sekitar 48 pon karbon dioksida per tahun? Itu hanya satu pohon, sehingga penting untuk memerangi perubahan iklim. Fakta yang menarik bahwahutan menyerap 7,6 miliar metrik ton karbon setiap tahunnya, dimana jumlah tersebut setara dengan sepertiga emisi karbon dioksida yang dihasilkan manusia! Hal ini menjadikan hutan sebagai salah satu alat paling ampuh dalam perjuangan kita melawan perubahan iklim. World Tree Day atau Hari Pohon Sedunia merupakan waktu yang dapat memobilisasi masyarakat internasional secara kolektif untuk melawan perubahan iklim.
Source: www.kabaralam.com
Hari Pohon Sedunia digagas Julius Sterling Morton, seorang pencinta alam dari Amerika Serikat, dia gigih mengampanyekan gerakan menanam pohon. Morton (1832-1902) dan istrinya, Caroline Joy French, pada 1854 pindah dari Michigan ke Nebraska yang baru terbentuk, yaitu wilayah tanpa pepohonan. Dia berusaha mendorong warga untuk menanam pohon untuk melestarikan lingkungan, dan memperindah wilayah pemukiman tempatnya tinggal. Pada 10 April 1872, ia mengusulkan untuk menyisihkan satu hari untuk menanam pohon.
Kemudian disepakati Hari Pohon Sedunia diperingati setiap 21 November. Perayaan Hari Pohon pertama diselenggarakan di Spanyol. Pada saat memperingatinya, banyak pihak melakukan gerakan penanaman pohon. Dunia menyebutnya sebagai Arbor DayArbor diambil dari bahasa latin yang berarti pohon. Tujuan diperingati hari pohon sedunia untuk mengingatkan manusia akan pentingnya pohon bagi kehidupan makhluk hidup. Keberadaan pohon untuk memerangi pemanasan global, mencegah banjir, tanah longsor, tempat hidup fauna (burung) dan membuat iklim mikro yang baik.
APP memiliki HTI (Hutan Tanam Industri) berlokasi di Parawang, Riau yang dipelihara dan dijaga dengan sangat baik serta bersifat berkelanjutan, dimana luas Hutan Tanaman Industri tersebut mencapai 300.000 hektar.
Menyadari bahwa menghentikan deforestasi saja tidak cukup untuk mencapai visi keberlanjutan, APP mengadopsi Kebijakan Konservasi Hutan (FCP) pada tahun 2013. Kebijakan ini mencerminkan pemahaman bahwa metode konservasi hutan tradisional tidak lagi memadai, dan bahwa hanya melindungi area konsesi saja tidak cukup untuk mengatasi tantangan keberlanjutan yang lebih luas.
APP turut memperhatikan wilayah di luar konsesi dengan memperhitungkan peluang, ancaman, dan dampak yang ditimbulkan oleh dan kepada area sekitar konsesi. Sehingga, APP mempunyai peluang lebih besar dalam menerapkan Forest Conservation Policy dan mewujudkan ambisi untuk menghentikan deforestasi. Karena itu, komitmen perlindungan dan restorasi hutan berperan penting bagi kesuksesan FCP. Secara eksplisit, kehadiran HTI APP telah mendukung gerakan World Tree Day.
Source: www.indahkiat.co.id
Menghijaukan Bumi bukanlah tugas satu entitas, namun menjadi kewajiban bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap individu dapat membuat perbedaan, baik melalui penanaman pohon, mendukung upaya reboisasi, atau sekadar meningkatkan kesadaran dengan menggunakan produk berkelanjutan. Hari Pohon Sedunia atau World Tree Day menjadi momentum untuk mengingatkan manusia akan pentingnya komitmen keberlanjutan demi masa depan yang lebih baik bagi planet ini. #One tree for a thousand lives.