Jumlah penduduk yang padat dapat berpengaruh terhadap jumlah sampah yang dihasilkan. Tidak hanya mempengaruhi angka volume sampah, tapi juga jenis dan karakteristik sampah pun akan semakin beragam. Hal ini tentunya dapat mengancam kelestarian lingkungan terlebih pada jenis sampah yang sulit diurai.
Pengelolaan sampah rumah tangga yang benar dapat membantu menekan dampak negatif sampah terhadap lingkungan. Secara garis besar sampah bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari alam, seperti sisa makanan atau daun. Dengan kata lain, semua sampah yang dapat terurai dengan mudah adalah sampah organik. Sementara sampah plastik, karet, kaca dan kaleng masuk ke dalam kategori sampah anorganik. Sampah anorganik baiknya dibuang di tempat yang memiliki alat pelebur plastik atau alat daur ulang.
Perlu adanya peningkatan kesadaran terhadap pengelolaan sampah yang dihasilkan serta kepedulian terhadap lingkungan bagi masyarakat yang mungkin belum sadar akan ancaman tumpukan sampah yang kini semakin menggunung dan sangat berdampak pada kelangsungan hidup kedepannya. Pengolahan sampah yang baik di level individu maupun tingkat rumah tangga memiliki peran penting dalam membantu mengatasi sampah di Indonesia.
Mengingat betapa pentingnya hal ini untuk diulas tuntas dalam upaya mengedukasi masyarakat, Direktur APP Sinar Mas, Suhendra Wiriadinata bersama Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3), Rosa Vivien Ratnawati S.H, M.Sc mendiskusikan penanganan sampah di Indonesia dalam tayangan “Selamat Pagi Indonesia” di Metro TV pada Jumat, 17 Desember 2021 lalu.
Sampah plastik sebagai limbah utama sampah rumah tangga menjadi topik utama perbincangan dalam acara tersebut. Bpk. Suhendra mengatakan, “Mengutip dari World Economy Forum 2020 diperkirakan akan ada 460 juta metrik ton sampah pada 2030, bahkan tahun 2040 diperkirakan mencapai 29 juta metrik ton sampah di laut. Sampah plastik sangat sulit terurai, 10 hingga 1000 tahun tergantung pada karakteristik sampah plastiknya”.
Evaluasi kebijakan penanganan sampah yang sudah dilakukan menurut penuturan Ibu Rosa, Dirjen PSLB3, di antaranya sudah ada 2 kota besar yang melarang penggunaan plastik sekali pakai, dan sekitar 40 kabupaten dan kota yang menggalakkan untuk batasan penggunaan kantong plastik belanja sekali pakai yang berdampak baik terhadap pengurangan jumlah sampah ke TPA.
Kebijakan lain yang dilakukan adalah pendirian Bank Sampah, tercatat sudah ada 11.850 Bank Sampah di seluruh Indonesia dengan omzet 58 Miliar rupiah. Bank Sampah diyakini sebagai salah satu alternatif solusi agar sampah setelah dipilah dari rumah, dibawa ke Bank Sampah, kemudian bisa dibeli, dan berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian rakyat. Ibu Rosa mengatakan “Tingkat daur ulang sampah Indonesia masih rendah sekitar 11-12% dari Rumah Sampah. Tingkat recycle dikatakan rendah karena belum dipilah dengan baik sampahnya”.
APP Sinar Mas sebagai produsen kertas terbesar di Indonesia telah meluncurkan produk ramah lingkungan “Foopak Bio Natura” yang dapat didaur ulang/recycleable untuk menjawab kebutuhan kemasan makanan dan minuman di tengah isu Global Plastic Situation seperti saat ini. Begitu pula yang disampaikan Bpk. Suhendra bahwa produk Foopak Bio Natura adalah produk yang bisa didaur ulang (recycleable), diurai (biodegradable), dan dikompos (compostable). Foopak Bio Natura menjangkau kebutuhan masyarakat luas baik di pasar lokal dan internasional dengan kapasitas produksi 60.000 metrik ton yang diproduksi di PT. Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk Serang. Selain plastic free, produk Foopak Bio Natura tersebut food grade dan mengantongi sertifikat Halal.
Ibu Rosa sangat mengapresiasi inovasi produk Foopak Bio Natura yang dilakukan oleh APP Sinar Mas. Tantangan berikutnya adalah mengedukasi masyarakat mengenai pengelolaan sampah agar nilai produk yang dipakai tidak berhenti di situ. Diharapkan pula untuk kedepannya, sampah rumah tangga dan individu yang ada tidak hanya berakhir di TPA, namun bisa dikelola lebih lanjut menjadi barang baru yang bermanfaat dan memilki nilai lebih.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan juga harus ditingkatkan, dalam hal keseharian seperti tidak membuang sampah sembarangan, melakukan pemilahan sampah basah dan kering, meminimalisir penggunaan kemasan plastik, dan membantu pihak berwenang dalam pengelolaan sampah. Mari kita mulai menjadi individu yang bijaksana untuk ambil andil dalam menangani masalah sampah ini dengan harapan menuju Indonesia yang lebih bersih dan sehat, dan mencintai lingkungan.