Apakah kalian menyadari bahwa paper bowl yang selama ini kita gunakan mengandung lapisan plastik? Paper bowl biasa digunakan untuk wadah berbagai jenis makanan seperti cream soup, chicken/ beef soup & vegetable soup. Di setiap negara punya jenis makanan berkuah yang berbeda-beda. Contohnya di Indonesia mempunyai beragam makanan berkuah antara lain soto, rawon, bakmi kuah. Di Jepang ada miso sup, ramen, sukiyaki, shabu shabu dan di China ada steamboat. Banyaknya ragam pilihan makanan berkuah ini membuat makanan ini sangat sulit ditinggalkan. Tak heran jika makanan berkuah memiliki potensi pasar yang besar.
Sebelum Covid-19, makanan berkuah banyak dinikmati di rumah makan, sebagian lagi dibawa pulang atau melalui pesan antar makanan. Namun di masa pandemi Covid-19, permintaan akan layanan pesan antar makanan meningkat. Data dari McKinsey menyatakan bahwa trends food delivery meningkat signifikan semenjak awal Covid-19, pasar tumbuh 4 hingga 7 kali lipat di tahun 2020 hingga awal tahun 2021 di beberapa negara seperti Canada, Australia, US & UK. Hasil riset GrabFood bertajuk Laporan Tren Makanan dan Minuman Indonesia 2020/2021 menyatakan bahwa laporan hasil bisnis makanan yang dipesan menggunakan layanan pesan antar meningkat empat kali lipat sepanjang 2020. Hal ini juga diiringi dengan peningkatan permintaan akan paper bowl sebagai wadah yang tepat untuk makanan berkuah.
Namun, ternyata kemasan paper bowl yang digunakan untuk makanan berkuah, saat ini kebanyakan masih mengandung lapisan plastik. Tentu dengan adanya lapisan plastik tersebut memberi masalah baru bagi lingkungan, yaitu proses penguraian plastik yang memakan puluhan hingga ratusan tahun. Selain itu, penggunaan lapisan plastik pada paper bowl menjadikan proses daur ulang susah dilakukan khususnya pada proses pemisahan lapisan plastik dan kertas. Dan ternyata, saat ini belum banyak tempat fasilitas daur ulang yang memadai untuk melakukan proses tersebut.
Peningkatan tren ini merupakan tantangan bagi restoran atau penyedia makanan untuk memberikan produk yang aman, nyaman serta berkelanjutan bagi konsumen. Saat ini konsumen semakin sadar akan pentingnya kemasan makanan yang ramah lingkungan dan mulai beralih dari penggunaan plastik sekali pakai ke kemasan dari bahan kertas. Menurut hasil survey mini yang telah dijalankan Foopak, konsumen bahkan rela mau membayar lebih mahal untuk penggantian kemasan makanan yang lebih ramah lingkungan.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Foopak menciptakan inovasi kertas ramah lingkungan untuk aplikasi paper bowl yaitu Foopak Bio Natura. Foopak Bio Natura merupakan kertas yang bebas plastik (certified by Flustix), dapat didaur ulang, bahkan dapat dijadikan kompos di rumah selama 24 minggu. Produk ini juga sudah tersertifikasi dari Food and Drug Administration (FDA) dan ISEGA, untuk keamanan kertas yang kontak langsung dengan makanan dan dapat digunakan di microwave maksimal 3 menit, dan aman juga dimasukkan ke dalam oven. Selain itu, kertas Foopak Bio Natura ini juga sudah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Yuk, saatnya untuk lebih memperhatikan paper bowl yang kita gunakan apakah sudah bebas plastik dan ramah lingkungan. Mulai dari diri sendiri untuk merubah gaya hidup yang lebih ramah lingkungan demi menjaga bumi kita bebas dari sampah plastik!